DosaSesama Manusia Lebih Berat. "Barang siapa yang mempunyai kezaliman kepada saudaranya mengenai harta dan kehormatannya minta dihalalkanlah kepadanya dari dosa itu sebelum datang hari dimana nanti tidak ada dinar dan dirham (di hari Kiamat), dimana akan diambil dari pahala amal kebaikannya untuk membayarnya. Kalau sudah tak ada lagi amal kebaikannya,maka akan diambil dari dosa yang
HR. Thabrani 20/486. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahîhul Jâmi', no. 5045 dari Ma'qal bin Yasar Radhiyallahu anhu] 2. Tidak boleh mengkhususkan pada hari raya dengan ucapan saling meminta maaf, karena seorang Muslim diperintahkan untuk meminta maaf dan saling memaafkan kapan saja dia melakukan kesalahan.
Tersebar broadcast mengatasnamakan dari Imam Muhammad al Baqir Radhiallahu 'Anhu - beliau dianggap imam oleh penganut syiah padahal beliau bukan syiah - yang menganjurkan saling memaafkan di hari Arafah. Lalu dikutip hadits nabi yang menganjurkan hal itu, dengan alasan amal manusia diangkat saat hari Arafah.
Kapan datangnya hari kiamat?" Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yan
SunanAn-Nasa'i hadis nomor 3044. telah menceritakan kepada kami Utsman dari Syu'aib dari Az Zuhri. "Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH, barang siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH, maka ia telah melindungi jiwa dan hartanya dariku dan perhitungannya kepada Allah.".
Ketiga saling memaafkan. Ajaran ini berpihak pada firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah Ayat 178 yang artinya, "Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yan baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula)".
EVWmqg. Jakarta - Beberapa hadits dari sabda Rasulullah SAW menekankan pentingnya memaafkan kesalahan orang lain. Terutama mendekati awal bulan Ramadhan, muslim biasanya memanfaatkan momen tersebut untuk saling memohon maaf kepada keluarga, kerabat, maupun orang-orang menurut Wawan Shofwan Sholehuddin dalam buku Risalah Shaum, tidak ada syariat ataupun dalil khusus yang memerintahkannya, tujuan bermaaf-maafan jelang Ramadhan ditujukan untuk menghilangkan segala penyakit hati, khususnya selama melaksanakan shaum atau puasa. Lebih dari itu, bermaafan dan saling memaafkan merupakan akhlak yang mulia menurut ajaran SAW telah banyak mendorong umat muslim untuk bersikap pemaaf pada orang lain melalui contoh perbuatannya semasa hidup. Dikisahkan dari istri Rasulullah SAW, Aisyah, pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, maka dia menjawab, "Beliau tidak pernah berbuat jahat, tidak berbuat keji, tidak meludah di tempat keramaian, dan tidak membalas kejelekan dengan kejelekan. Melainkan beliau selalu memaafkan dan memaklumi kesalahan orang lain," HR Ibnu Hibban.Selain itu, sikap pemaaf yang harus dimiliki umat muslim secara tegas dijelaskan dalam firman-Nya surah Al A'raf ayat 199. Berikut bacaannya,خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَArtinya "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh."Selain dalil-dalil yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa hadits tentang memaafkan sesama yang disadur dari buku Hadis Ahkam karangan Fuad Thohari, buku Orang-orang yang Mendapat Rahmat karangan Thaha Abdullah Al Afifi, dan Tafsir Al Azhar Jilid 4 karya Hamka. Simak di sini daftar haditsnya berikut dengan terjemahannya,1. HR Muslimعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. رواه مسلم وغيرهArtinya Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya kepada saudaranya kecuali kemuliaan di dunia dan akhirat, serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan derajatnya di dunia dan akhirat."2. HR Bukhari dan Ad Dailamiالحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أفضل الإيمان الصبر و السماحة صحيح فر،تخ،حمArtinya Rasulullah SAW bersabda, "Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada,"3. HR At Thabraniاسمحوا يسمح لكمArtinya "Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan oleh Allah,"4. HR Al Anshari"Orang yang paling penyantun di antara kalian adalah orang yang bersedia memberi maaf walaupun ia sanggup untuk membalasnya,"Istilah memaafkan dalam bahasa Arab adalah Al 'Afwu. Artinya secara bahasa adalah melewatkan, membebaskan, meninggalkan pemberian hukuman, menghapus, dan meninggalkan kekasaran itu, secara istilah Al 'Afwu juga dapat bermakna menggugurkan tidak mengambil hak yang ada pada orang lain. Hal ini menjadi bukti mulianya sikap pemaaf, sebagaimana dilansir dari buku Berdakwah dengan Hati yang ditulis oleh Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir SWT dalam surat Ali Imran ayat 134 juga menyebut bahwa sikap memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa. Allah berfirman,الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَArtinya "yaitu orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,"Melalui informasi ini, semoga kita semua bisa sama-sama mulai melatih diri menjadi orang yang pemaaf sesuai dengan hadits tentang memaafkan kesalahan orang lain dan dalil Al-Qur'an lainnya ya, sahabat hikmah. Aamiin. Simak Video "Massa Aksi Bela Al-Qur'an Ancam Demo Tiap Jumat, Jika..." [GambasVideo 20detik] rah/lus
Dalam ajaran Islam, memaafkan sesama umat manusia merupakan salah satu nilai yang sangat ditekankan. Hal ini tercermin dalam banyak hadits dan ayat-ayat suci Al-Quran yang mengajarkan pentingnya memaafkan, bahkan di saat yang paling sulit sekalipun. Salah satu hadits yang menjadi perhatian khusus adalah hadits saling memaafkan sebelum hari Arafah. Hadits ini memiliki makna dan manfaat yang sangat besar bagi kita semua, terutama dalam meningkatkan spiritualitas dan kedamaian Apa itu Hadits Saling Memaafkan Sebelum Hari Arafah? Hadits saling memaafkan sebelum hari Arafah merupakan salah satu hadits yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW pada saat wukuf di Arafah. Wukuf di Arafah sendiri merupakan salah satu rukun haji yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Hadits ini memiliki banyak variasi redaksi, namun intinya tetap sama yaitu mengajarkan pentingnya memaafkan sesama manusia sebelum hari Arafah. Berikut adalah salah satu variasi redaksi hadits saling memaafkan sebelum hari ArafahVariasi Redaksi HaditsArtinyaمَنْ كَانَ لَهُ مَظْلِمَةٌ عَلَى أَخِيهِ فَلْيُؤَدِّهَا الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ يَكُونَ لَا دِينَارَ وَلَا دِرْهَمَ“Barang siapa mempunyai kesalahan terhadap saudaranya, maka hendaklah dia meminta maaf pada hari ini, sebelum datang hari di mana tidak ada lagi harta dinar dan dirham.”مَنْ كَانَ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لِأَخِيهِ فَلْيُحَلِّلْهَا الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ يَكُونَ لَا دِينَارَ وَلَا دِرْهَمَ“Barang siapa mempunyai kesalahan terhadap saudaranya, maka hendaklah dia mengampuninya pada hari ini, sebelum datang hari di mana tidak ada lagi harta dinar dan dirham.” Dalam hadits tersebut, Nabi Muhammad SAW mengingatkan umat Islam untuk saling memaafkan dan mengakhiri konflik sebelum hari Arafah tiba. Hal ini karena hari Arafah merupakan hari yang sangat mulia dan penuh berkah di mata Allah SWT. Memaafkan sesama manusia sebelum hari Arafah tiba juga dianggap sebagai salah satu cara untuk memperoleh ampunan dan keberkahan dari Allah SWT. Mengapa Memaafkan Sangat Penting dalam Islam? Memaafkan merupakan nilai yang sangat penting dalam ajaran Islam, dan hal ini tercermin dalam banyak ayat-ayat suci Al-Quran dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Salah satu ayat yang mengajarkan pentingnya memaafkan adalah ayat Al-Hujurat 4911, yang berbunyi “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka lebih baik dari mereka; dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olokkan wanita-wanita lain, boleh jadi mereka lebih baik dari mereka. Dan janganlah kamu saling mencela dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah iman, dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” Ayat ini mengajarkan bahwa sebagai umat Islam, kita harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain, serta tidak saling mencela atau memanggil dengan panggilan yang buruk. Hal ini karena semua manusia sama di mata Allah SWT, dan tidak ada yang lebih baik dari yang lain kecuali berdasarkan ketaqwaan dan amalan baik yang dilakukan. Selain itu, memaafkan juga dianggap sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh ampunan-Nya. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al-Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW bersabda “Barangsiapa memaafkan kesalahan saudaranya, maka Allah akan memperbanyak kebaikan-kebaikan dan memberikan keberkahan dalam hidupnya.” Dengan memaafkan kesalahan orang lain, kita juga akan memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Selain itu, memaafkan juga dapat membantu meningkatkan kualitas hubungan antarmanusia, serta menciptakan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati. Manfaat dari Hadits Saling Memaafkan Sebelum Hari Arafah Hadits saling memaafkan sebelum hari Arafah memiliki banyak manfaat yang sangat penting bagi kehidupan umat Islam. Beberapa manfaat dari hadits ini antara lain Meningkatkan spiritualitas dan keimanan Dengan memaafkan kesalahan orang lain, kita akan memperlihatkan sikap toleransi dan kasih sayang yang merupakan nilai-nilai penting dalam ajaran Islam. Selain itu, memaafkan juga dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, sehingga kita dapat lebih dekat dengan Allah SWT dan memperoleh keberkahan-Nya. Menjaga hubungan antarmanusia Konflik dan perselisihan seringkali dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam keluarga, di tempat kerja, maupun di lingkungan sosial lainnya. Namun, dengan memaafkan kesalahan orang lain, kita dapat membantu menjaga hubungan antarmanusia agar tetap harmonis dan tidak terganggu. Menciptakan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati Memaafkan kesalahan orang lain dapat membantu kita untuk melepaskan beban pikiran dan perasaan negatif yang dapat mengganggu kesehatan jiwa dan pikiran kita. Dengan memaafkan, kita memilih untuk fokus pada hal-hal yang positif dan membangun, serta menciptakan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati kita. Bagaimana Cara Mempraktikkan Hadits Saling Memaafkan Sebelum Hari Arafah? Salah satu cara untuk mempraktikkan hadits saling memaafkan sebelum hari Arafah adalah dengan meminta maaf pada orang-orang yang telah kita lakukan kesalahan terhadap mereka. Hal ini dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui pesan atau tulisan. Selain itu, kita juga dapat mencoba untuk memperlihatkan sikap toleransi dan pengampunan terhadap kesalahan orang lain, baik yang dilakukan kepada kita maupun orang lain. Namun, perlu diingat bahwa memaafkan tidak selalu mudah dilakukan, terutama jika kesalahan yang dilakukan oleh orang lain sangat besar atau menyakitkan. Oleh karena itu, kita perlu memperlihatkan kesabaran, keteguhan hati, dan keikhlasan yang tinggi dalam memaafkan kesalahan orang lain. Kesimpulan Hadits saling memaafkan sebelum hari Arafah merupakan salah satu hadits yang sangat penting dalam ajaran Islam, karena mengajarkan umat Islam untuk saling memaafkan dan mengakhiri konflik di antara mereka sebelum hari Arafah tiba. Memaafkan merupakan nilai yang sangat penting dalam Islam, karena membantu kita untuk meningkatkan spiritualitas dan keimanan, menjaga hubungan antarmanusia, serta menciptakan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita perlu berusaha untuk mempraktikkan hadits saling memaafkan sebelum hari Arafah dalam kehidupan sehari-hari, dan memperlihatkan sikap toleransi, pengampunan, dan kasih sayang terhadap sesama manusia.
Saling meminta dan memberi maaf adalah perintah Allah SWT untuk semua hamba-Nya. Karena di dalamnya banyak pintu-pintu kebaikan dan kemuliaan. Sebagaimana firman Allah SWT;الَّذِينَ يُنْفِقُون فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِين الْغَيْظَ وَالْعَافِين عَنِ النَّاسِ وَاللَّه يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَMereka adalah orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.QS. Ali Imran 134Memberi maaf merupakan bagian dari perbuatan atau sifat seorang mukmin. Adapun Makna memaafkan menurut Syekh Mutawalli As-Sya’rawi rahimahullaah di dalam kitab Tafsir As-Sya’rawi adalah sebagai berikut Bahwasanya kalimat maaf itu diambil dari potongan ayat النَّاسِ عَن وَالْعَافِين, maksud dari kalimat affa adalah affa alal atsar. Atsar yang dimaksud adalah bekas yang ditinggalkan dalam perjalanan manusia, seperti halnya bekas perjalanan mereka di padang pasir. Kemudian datanglah angin, menghapus bekas dari perjalanan mereka seperti halnya jejak kaki yang terhapus.Meminta maaf dan saling memaafkan, juga seperti debu-debu ataupun pasir yang terhempas angin. Seolah-olah dosa dan kesalahan tersebut hilang, tak berbekas. Hal ini juga sejalan dengan isyarat yang ada dalam hadis Rasulullah SAW untuk segera menghapus kesalahan bermaaf-maafan yaitu;عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليهDari Abu Hurairah RA bahwasanya; Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang pernah mempunyai kedzaliman terhadap seseorang, baik terhadap kehormatannya atau apapun, maka minta halallah darinya hari ini!. sebelum tidak ada emas dan perak, yang ada adalah jika dia mempunyai amal shalih, maka akan diambil darinya sesuai dengan kedzalimannya, jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka akan diambilkan dosa lawannya dan ditanggungkan kepadanya”. HR. Bukhari No. 2449.Lalu bagaimana perbuatan untuk saling memaafkan setiap saat setelah melakukan kesalahan, dilakukan untuk menyambut dan meramaikan datangnya bulan suci Ramadhan? Atau bahkan dijadikan tradisi para muslim di dunia ketika Ramadhan akan datang. Mengingat ada sebuah hadis yang mengecam seorang mukmin yang tidak mendapat ampunan tatkala melewati أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال آمين آمين آمين فقيل له يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال قال لي جبريل أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت آمين ثم قال رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت آمين ثم قال رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت آمين قال الأعظمي إسناده جيدDari Abu Hurairah RA beliau menceritakan; Rasulullah SAW naik mimbar lalu beliau mengucapkan, Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, Baru saja Jibril berkata kepadaku, Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah karena tidak berbakti kepada mereka berdua,’ maka aku berkata, Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, Amin.” HR. Bukhari No. 646, Ibnu Khuzaimah No. 1888, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 8767.Budaya saling meminta maaf sebelum Ramadhan, memang akhirnya merupakan sarana untuk saling menyapa dan berbagi kebahagiaan akan datangnya bulan Ramadhan. Sekaligus membersihkan diri dari dosa-dosa sebelum menjalani ibadah puasa, karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Dan supaya saat Ramadhan telah pergi meninggalkan kita, kita sudah dalam keadaan terampuni dari segala dosa yang pernah kita ungkapan meminta maaf dan saling memaafkan yang harus dilakukan setiap saat dan tidak menunggu waktu tertentu. Apakah tradisi bermaaf-maafan sebelum Ramadhan ini tidak dianjurkan dan bertentangan dengan agama, karena tidak ada dalil yang saja hal ini bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan agama apalagi tidak dianjurkan. karena dalam pandangan para ulama bahwa menjalani kegiatan atau ritual ibadah, yang sifatnya sunnah dan baik, kemudin dijalankan setahun sekali atau pada momen-momen tertentu, adalah perkara yang ini didasarkan kepada hadis yang Ibnu Umar RA;عَنْ ابْن عُمَر رَضِي الله عَنْهمَا قَال كَانَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَأْتِي مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ مَاشِيًا وَرَاكِبا وَكَانَ عَبْد اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَفْعَلُهُ. رواه البخاري“Ibnu Umar RA berkata “Nabi SAW selalu mendatangi Masjid Quba’ setiap hari sabtu, dengan berjalan kaki dan berkendaraan.” Dan Abdullah bin Umar RA juga selalu melakukannya. HR. Bukhari, [1193].Hadis ini kemudian dijelaskan secara rinci oleh Syaikhul Islam Ibnu Hajar RA dalam kitabnya Fathul Bari sebagaimana berikut;وفي هذا الحديث على اختلاف طرقه دلالة على جواز تخصيص بعض الأيام ببعض الأعمال الصالحه والمداومه على ذلك وفيه أن النهي عن شد الرحال لغير المساجد الثلاثه ليس على التحريم“Hadis ini, dengan jalur-jalurnya yang berbeda, mengandung dalil bolehnya menentukan sebagian hari, dengan sebagian amal shalih dan melakukannya secara rutin. Hadis ini juga mengandung dalil, bahwa larangan berziarah ke selain Masjid yang tiga, bukan larangan yang diharamkan.”Datangnya Ramadhan bukan hanya disambut dengan suka cita saja, namun diharapkan tetap menjaga dan melestarikan berbagai tradisi menjelang datangnya Ramadhan, salah satunya yaitu tradisi bermaaf-maafan. Hal ini dilakukan supaya kita bisa memperoleh berkah dan keutamaan bulan-bulan mulia Allah. Kullu Amm wa Antum bi A’lam
Beranda Ceramah Singkat Teks Khutbah Khutbah Jumat Khutbah Idul Adha Khutbah Idul Fitri Kajian Tematik Tanya Jawab Kumpulan tanya jawab agama Utama HADITS Derajat Hadits Mengenai Hari Arafah Untuk Saling Maaf Memaafkan? September 4, 2021 September 5, 2021 Abdurrahim Pertanyaan Bagaimana derajat hadits mengenai hari Arafah diharuskan saling maaf memaafkan Jawaban Tag DalilHaditsHari ArafahIlmuKajian KitabKonsultasiMaafMemaafkanMinta MaafSyarah Kitab TauhidTanya JawabTanya UstadzTradisi © 2019 All rights reserved.
Oleh Ustadz Berik Said hafizhahullah Tidak diragukan lagi, meminta maaf adalah perkara mulia dan dituntut oleh syari’at, serta dipuji bagi yang melakukannya, terlebih bagi yang mau memaafkan kesalahan orang lain. Terlalu banyak ayat Qur’an maupun hadits shahih yang menyebutkan hal ini, diantaranya ayat berikut Allah Ta'ala berfirmanخُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِا لْعُرْفِ وَاَ عْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh". QS. Al-A'raf 199 Dalam sebuah hadits shahih disebutkanمَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ "Barangsiapa yang pernah berbuat aniaya zhalim terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya maaf pada hari ini di dunia sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka nanti pada hari kiamat bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezhalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizhaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya". [HSR. Bukhari Kapan Permintaan Maaf Dilakukan ? Sebaik-baiknya permintaan maaf hendaklah dilakukan begitu dia merasa telah melakukan kesalahan. Semestinya dia saat itu juga meminta maaf kepada orang yang merasa telah dizhalimimya. Jangan menunda-nundanya, karena dia tidak tahu apakah dia masih akan hidup sampai besok atau tidak. Dan Allah pun telah memerintahkan kita untuk bersegera dalam kebaikan. Tidak diragukan meminta maaf atas kesalahan adalah kebaikan yang bernilai tinggi. Maka mestinya disegerakan dan jangan ditunda-tunda. Allah Ta’ala berfirmanوَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa". QS. Ali 'Imran 133 Adapun menyengaja membiasakan meminta maaf menjelang datangnya Ramadhan baik lewat sms, telfon, atau lainnya, maka ini adalah sesuatu yang tidak memiliki sumber dari Al-Qur'an, As-Sunnah maupun amalan para Salaf radhiallahu 'anhum. Andaikata mengkhususkan meminta maaf menjelang Ramadhan adalah sunnah, sudah pasti Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam akan menjelaskannya kepada kita, dan jelas para Salafpun akan segera menukilkan periwayatannya kepada kita, dan mereka yang paling bersemangat akan mengamalkannya. Maka, hendaklah kita tidak melampaui batas. Apa yang Salaf kita tidak menganggapnya sebagai sunnah, maka janganlah kita menganggapnya sebagai sunnah. Kesimpulannya, meminta maaf dan memberi maaf termasuk perbuatan amat mulia. Meminta maaf yang terbaik adalah dilakukan saat seseorang tersadar bahwa dirinya salah, maka ia mesti meminta maaf dan tidak perlu menunggu hari apalagi bulan tertentu. Membiasakan diri bermaaf-maafan menjelang Ramadhan dan apalagi menganggapnya sebagai bentuk ibadah, maka anggapan ini adalah bid' التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم ______ Mau dapat Ilmu ? Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF Telegram
hadits saling memaafkan sebelum hari arafah