ABSTRAK Peristiwa Madiun atau Madiun Affair yang terjadi pada tahun 1948 merupakan peristiwa yang menyangkut Revolusi Indonesia. Peristiwa ini dilatar belakangi oleh adanya perjanjian Renville dan program ReRa yang dibentuk oleh kabinet Hatta yang menyebabkan ketegangan antara TNI, FDR/PKI, dan masyarakat.
Dikalanganmasyarakat umum, Gus Maksum dikenal sakti mandaraguna. Rambutnya tak mempan dipotong (konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum), mulutnya bisa menyemburkan api, punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet,
SepertiKeikhlasan yang selalu menyertai sikap Gus Maksum dalam membantu sesama umat manusia, dan demi negara khususnya. Juga sosok Kharisma yang dimiliki Gus Maksum, sehingga banyak orang ingin menjadi santrinya. Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa Gus Maksum adalah Waliyullah yang diberikan banyak ilmu kejadugan dan ketakwaan yang tinggi.
GusMaksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui Pagar Nusa. Sebagai jenderal utama âpagar NU dan pagar bangsaâ Gus Maksum selalu sejalur dengan garis politik
Setelahkita mengenal Ulamaâ Pendekar Gus Maksum, marilah kita mengenal ulamaâ yang lebih sepuh dan mahsyur bahkan merupakan ulamaâ kaliber dunia yang berasal dari Indonesia. Ulamaâ adalah sumber segala ilmu kehidupan karena ulamaâ adalah pewaris para
Rambutnyatak mempan dipotong (konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum), mulutnya bisa menyemburkan api, punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya.
msZJ. Navigasi pos Beberapa waktu yang lalu saya menyempatkan diri untuk refreshing dengan jalan-jalan untuk menyegarkan badan dan pikiran dari kepenatan pekerjaan. Dalam refreshing tersebut saya sempat mampir di sebuah kios yang menjual berbagai macam majalah, tabloid, koran dan surat kabar. Kemudian saya mengambil sebuah majalah yang berisikan tentang dunia ghaib/gaib, misteri, supranatural, parapsikologi, metafisika, mistis, tenaga dalam dan okultisme/occultism. Iseng-iseng saya buka halaman demi halaman majalah tersebut. Isinya selain cerita misteri juga iklan-iklan perguruan ilmu hikmah dan paranormal dengan berbagai macam gelar dan predikat. Iklan-iklan tersebut menawarkan benda-benda bertuah dan berbagai keilmuan yang salah satunya adalah ilmu hikmah instan. Dimana dengan ilmu hikmah instan tersebut seseorang akan bisa menguasai ilmu terawangan, ilmu kebal, ilmu pengasihan dan masih banyak macam ilmu kesaktian lainnya yang berkaitan dengan ilmu hikmah. Dimana iklan-iklan sejenis juga bisa ditemui di berbagai media yang berisikan sama seperti di tabloid, koran, surat kabar maupun di internet. Dengan melihat dan membaca iklan-iklan yang terpasang di majalah tersebut saya seperti kembali ke masa 30 tahun yang lalu pada saat saya masih suka berburu dan belajar ilmu-ilmu seperti yang ada di dalam iklan tersebut. Tetapi saat itu saya tidak mengenal dengan istilah ilmu hikmah instan. Yang saya tahu untuk menguasai ilmu-ilmu tersebut saya harus menjalani proses berupa adab dan tata cara yang berbeda dari masing-masing keilmuan yang berbeda pula. Saya juga masih ingat bagaimana saya harus mengulang metode latihan pernafasan yang sama minimal selama hampir satu tahun untuk bisa mendapatkan hasil dalam satu tingkatan di salah satu perguruan bela diri pernafasan. Jadi tidak dengan cara instan. Sebenarnya ilmu hikmah tidak berbeda dengan ilmu-ilmu yang lain seperti dalam bidang akademis. Bila di ilmu akademis ada jurusan ekonomi yang meliputi manajemen dan akuntansi, jurusan teknik yang meliputi teknik sipil, teknik elektro, teknik elektronika, teknik industri, teknik kimia dan lain sebagainya. Di mana dalam mempelajarinya perlu waktu dan proses yang tidak bisa dikatakan instan untuk bisa menguasainya dan menjadi mahir. Termasuk bagi anda yang belajar ilmu hikmah dengan cara atau metode isian atau transfer energi, setelah selesai isian atau transfer energi tetap ada proses belajar untuk bisa menjadi mahir dan menguasai dari masing-masing keilmuan yang menjadi bagian dari ilmu hikmah tersebut. Jadi tidak serta merta langsung bisa dan menjadi pakar atau tenaga ahli kemudian langsung bisa membuka profesi menjadi paranormal atau ahli spiritual. Akhirnya semua kembali lagi kepada proses belajar. Demikian juga berdasarkan keilmuan para lulusan akademis tersebut juga akan bekerja berdasarkan bidang keilmuan yang disebut dengan Profesi. Meskipun untuk saat ini banyak sekali para sarjana yang lulus kuliah bekerja tidak sesuai dengan bidang keilmuan pada saat di bangku kuliah. Dalam sebuah profesi masing-masing punya spesialisasi, sebagai contoh seperti halnya praktisi kesehatan. Praktisi kesehatan di Indonesia ada dokter, perawat dan bidan. Untuk dokter masih ada dokter umum dan dokter spesialis. Dalam bidang spesialisi kesehatan ada spesialis penyakit dalam, spesialis urologi, spesialis andrologi, spesialis anak, spesialis THT, spesialis saraf, spesialis mata, spesialis kulit, spesialis bedah mulut dan lain sebagainya. Untuk predikat ada dokter kulit, dokter kandungan, dokter gigi dan lain sebagainya. Sama halnya dalam ilmu hikmah, masing-masing pelaku dan praktisi ilmu hikmah pasti mempunyai salah satu keahlian atau kemahiran di dalam salah satu keilmuannya. Ada yang mahir dalam ilmu pengobatan, ilmu kesaktian, kejadugan dan kadigdayan, ilmu terawangan, ilmu rajah dan lain sebagainya. Sebagai contoh KH. Maksum Jauhari yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Maksum dari Lirboyo Kediri beliau sangat menguasai dalam bidang ilmu kesaktian, kejadugan dan kadigdayan. Tetapi beliau kurang menguasai dalam ilmu pengobatan. Karena dari awal belajar Gus Maksum yang dipelajari adalah tentang ilmu kesaktian, kejadugan dan kadigdayan selain juga ilmu agama. Sebagai contoh lagi, pada saat saya belajar di salah satu perguruan bela diri pernafasan hasil latihan saya dengan hasil latihan teman satu perguruan saya berbeda. Saya unggul di ilmu getaran dan teman saya lebih unggul di ilmu power untuk mematahkan benda-benda keras. Dan itu juga berlaku juga untuk praktisi spiritual atau ilmu hikmah. Mereka masing-masing pasti ahli di salah satu bidang ilmu hikmah. Tidak bisa menguasai semua bidang ilmu hikmah dan menjadi mahir, ahli atau pakar dalam semua bidang ilmu hikmah. Mengapa bisa demikian ? Semua itu dikarenakan masing-masing orang memiliki bakat atau talenta sendiri-sendiri. Sederhana dan mudahkan jawabannya⊠Dan memang begitulah adanya. Sumber Rahasia Riyadhoh Ayat Kursi Baca juga Rahasia Tersembunyi Bacaan Ayat Kursi per Kata Berbagilah dengan teman-teman anda tulisan ini di Facebook, Twitter, Email dan lainnya dibawah ini. Semoga menjadi keberkahan dan keberlimpahan Ridho Allah untuk kita semua. Navigasi pos
Un enseignant et chercheur de lâUniversitĂ© Laval figure parmi les victimes de la fusillade survenue au Centre culturel islamique de QuĂ©bec, dimanche soir. Khaled Belkacemi, 60 ans, Ă©tait professeur titulaire Ă la FacultĂ© de sciences de lâagriculture et de lâalimentation FSAA. Il Ă©tait Ă©galement pĂšre de famille. Son fils a d'ailleurs rĂ©agi sur sa page Facebook avec ce message. Joint par Le Journal en matinĂ©e lundi, un collĂšgue de M. Belkacemi ignorait le triste sort de son collĂšgue. Câest une lourde perte», a commentĂ© Hani Antoun, professeur retraitĂ©, associĂ© Ă la facultĂ©. CâĂ©tait un homme trĂšs compĂ©tent et bien connu dans son domaine», poursuit M. Antou. LâĂ©pouse de la victime, Safia Hamoudi, est Ă©galement professeure titulaire et chercheuse dans la mĂȘme facultĂ©. Il nâa pas Ă©tĂ© possible de lui parler. La nouvelle a créé un onde de choc. Jean-Claude Dufour, le doyen de la FSAA, a bien connu M. Belkacemi, qui Ă©tait son collĂšgue depuis 2002. CâĂ©tait une personne extraordinaire, il Ă©tait toujours souriant, vraiment performant. CâĂ©tait un prof exemplaire, qui adorait ses Ă©tudiants graduĂ©s et qui enseignait trĂšs bien.» Un peu plus tĂŽt cet aprĂšs-midi, M. Dufour a rencontrĂ© la femme de M. Belkacemi. Câest une Ă©preuve trĂšs difficile pour elle», a-t-il affirmĂ©, puisquâelle perd son mari mais aussi son collĂšgue de travail. Mme Hamoudi Ă©tait prĂ©sente Ă la mosquĂ©e dimanche mais puisquâelle nâĂ©tait pas aux cĂŽtĂ©s de son mari au moment de la fusillade, elle a dĂ» attendre de longues heures avant que les policiers ne lui confirment la triste nouvelle. Au dĂ©partement, câest un choc majeur», a ajoutĂ© M. Dufour. Un rassemblement aura lieu demain midi afin dâobserver une minute de silence, en mĂ©moire des victimes de la tragĂ©die. Par ailleurs, M. faisait partie du Centre en chimie verte et catalyse et de lâInstitut sur la nutrition et les aliments fonctionnels INAF. Il avait cinq projets en cours de recherche. Câest une grosse perte, bien sur, pour les ingĂ©nieurs, pour lâagriculture, pour lâindustrie alimentaire», indique M. Antoun. La directrice de lâINAF, Sylvie Turgeon, a soulignĂ© quâil sâapprĂȘtait Ă partager des rĂ©sultats de recherche concluants portant notamment sur le remplacement des agents de conservation des aliments par des ingrĂ©dients naturels. Les Ă©vĂ©nements sont encore plus difficiles puisque le suspect est un Ă©tudiant de lâUniversitĂ© Laval, a ajoutĂ© le doyen. Câest triplement plus difficile», a laissĂ© tomber M. Dufour, qui nâaurait jamais imaginĂ© pareille tragĂ©die impliquant des gens reliĂ©s Ă lâUniversitĂ© Laval. Lâadministration universitaire a renforcĂ© la sĂ©curitĂ© dĂšs lundi matin un peu partout sur le campus et en particulier Ă la FSAA et prĂšs des lieux de culte.
Pondok Pesantren dulunya tidak hanya mengajarkan ilmu agama dalam pengertian formal-akademis seperti sekarang ini, semisal ilmu tafsir, fikih, tasawuf, nahwu-sharaf, sejarah Islam dan seterusnya. Pondok pesantren juga berfungsi sebagai padepokan, tempat para santri belajar ilmu kanuragan dan kebatinan agar kelak menjadi pendakwah yang tangguh, tegar dan tahan uji. Para kiainya tidak hanya alim tetapi juga sakti. Para kiai dulu adalah pendekar pilih tanding. Akan tetapi belakangan ada tanda-tanda surutnya ilmu bela diri di pesantren. Berkembangnya sistem klasikal dengan materi yang padat, ditambah eforia pembentukan standar pendidikan nasional membuat definisi pesantren kian menyempit, melulu sebagai lembaga pendidikan formal. Para ulama-pendekar merasa gelisah. H Suharbillah, seorang pendekar dari Surabaya yang gemar berorganisasi menemui KH Ahmad Mustofa Bisri dari Rembang dan menceritakan kekhawatiran para pendekar. Mereka lalu bertemu dengan KH Agus Maksum Jauhari Lirboyo alias Gus Maksum yang memang sudah masyhur di bidang beladiri. Nama Gus Maksum memang selalu identik dengan âdunia persilatanâ. Pada tanggal 12 Muharrom 1406 M bertepatan tanggal 27 September 1985 berkumpulah mereka di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, untuk membentuk suatu wadah di bawah naungan Nahdlatul Ulama NU yang khusus mengurus pencak silat. Musyawarah tersebut dihadiri tokoh-tokoh pencak silat dari daerah Jombang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, serta Cirebon, bahkan dari pulau Kalimantan pun datang. Musyawarah berikutnya diadakan pada tanggal 3 Januari 1986, di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, tempat berdiam sang pendekar, Gus Maksum. Dalam musyawarah tersebut disepakati pembentukan organisasi pencak silat NU bernama Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama âPagar Nusaâ yang merupakan kepanjangan dari âPagarnya NU dan Bangsa.â Kontan para musyawirin pun menunjuk Gus Maksum sebagai ketua umumnya. Pengukuhan Gus Maksum sebagai ketua umum Pagar Nusa itu dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid dan Rais Aam KH Ahmad Sidiq. Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh pendidikan di SD Kanigoro 1957 lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan dan kejadukan Dalam âAntologi NUâ terbitan LTN-Khalista Surabaya. Sebagai seorang kiai, Gus Maksum berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren. Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jenggot dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu, seperti kebiasaan orang-orang âjadugâ di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Gus Maksum memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Di kalangan masyarakat umum, Gus Maksum dikenal sakti mandaraguna. Rambutnya tak mempan dipotong konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum, mulutnya bisa menyemburkan api, punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan laga dalam dunia persilatan juga dikenal istilah sabung tak ada yang mungkin berani berhadapan dengan Gus Maksum, dan kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan. Kharisma Gus Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui Pagar Nusa. Sebagai jenderal utama âpagar NU dan pagar bangsaâ Gus Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, namun dia tak pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi. Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI Gus Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar! Gus Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian yang luar biasa. A Khoirul Anam
â Maksum Dajuhar, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri ini lebih dikenal dengan nama Gus Maksum. Ia adalah jawara pencak silat yang menjadi Ketua Umum pertama Ikatan Pencak Silat Nahdatul Ulama Pagar Nusa. Gus Maksum lahir di Kanigoro, Keras, Kediri Jawa Timur pada 8 Agustus 1944. Ia adalah cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, manaf Abdul karim. Pendidikan pertamanya diperoleh dari orang tuanya, Abdullah Djauhari di masuk sekolah dasar Kanigoro pada 1957. Ia kemudian melanjutkan Madrasah Tsanawiyahnya di Lirboyo. Sejak kecil, ia gemar dengan kesenian pencak silat, tenaga dalam, pengobatan dan seorang kyai, Gus Maksum terkenal berperilaku nyeleneh menurut kebiasaan orang pesantren. Ia dikenal sebagai Pendekar Nomer Wahid di kalangan Nahdatul Ulama NU. Penampilannya yang nyentrik, berambut gondrong, berjenggot dan berkumis panjang, bersarung setinggi lutut, dan memakai bakiak. Selain itu, ia suka memelihara binatang yang ridak umum dipelihara orang kebanyakan. Seperti berjenis ular, buaya, kera, orang hutan dan menguasai berbagai aliran ilmu silat, ia juga punya kemampuan linuwih supranatural, sehingga beredar cerita tentang kedigjayaannya. Karena itu pula, ia sangat disegani dan mampu membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragaan di kalangan pesantren. Ia pun dikenal sebagai Komando Penumpasan PKI di wilayah Kediri dan sekitarnya. Salah satu kisah yang menunjukkan karomahnya adalah ketika bentrok dengan orang-orang PKI di alun-alun Kediri. Gus Maksum muda mampu mengalahkan belasan orang PKI cerita beredar terkait kesaktian Gus Maksum dalam menumpas PKI. Diantaranya setiap bacokan senjata tidak pernah bisa mengenai tubuhnya ataupun melukainya. Bahkan senjata lawan selalu berhenti jarak satu kilan dari tubuhnya. Penampilan Gus Maksum yang berambut gondrong bukan hanya sekedar hobinya, namun rambut gondrongnya adalah ijazah yang didapat dari gurunya, yaitu Habib Baharun dari Mrican, Kediri. Hasil dari pengalaman itu sering terjadi keanehan-keanehan terkait dengan rambutnya. Diantaranya, rambutnya bisa berdiri, mengeluarkan api dan bahkan tidak bisa di Gus Maksum juga dilihat dari saat ia pergi ke Semarang untuk menghadiri sebuah undangan pengajian di Sragen, Jawa Tengah pada 1999. Waktu itu tanpa ada sebab yang jelas, tiba-tiba ada seseorang yang menikamnya. Tapi Gus Maksum tidak terluka sedikitpun, hanya pakaiannya yang robek akibat Maksum juga terkenal sebagai orang yang kebal terhadap santet. Sudah tidak terhitung berapa dukun santet yang dihadapinya, sejak kecil Gus Maksum sudah terbiasa menghadapi berbagai macam-macam aliran ilmu santet. Kekebalan Gus Maksum terhadap santet sudah pembawaan sejak lahir, karena dia masih keturunan Kiai Hasan Besari Ponorogo. Menurut Gus Maksum sebagai muslim tidak perlu khawatir terhadap santet, karena santet hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kafir. Pada saat itu, muncullah kebutuhan untuk mengembangkan ilmu bela diri dengan tujuan memperkuat kalangan pesantren. Karena itu, pada 27 September 1985 M, berkumpullah para kyai di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur dalam rangka membentuk sebuah wadah khusus pencak silat Nahdatul Ulama. Musyawarah tersebut dihadiri para tokoh pencak silat dari Jombang, Pasuruan, Kediri, Cirebon dan bahkan serupa kemudian dilaksanakan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur pada 3 Januari 1986. Dalam musyawarah tersebut disepakati pembentukan organisasi pencak silat Pagar Nusa Pagar NU dan Bangsa. Para peserta musyawarah kemudian menunjuk Gus Maksum sebagai ketua umum Pagar Nusa yang dikukuhkan langsung oleh Ketua Umum PBNU Abdurrahman Wahid dan Rais Am Achmad bawah kepemimpinan Gus Maksum, syiar Pagar Nusa sampai ke luar Jawa. Ia mengabdikan diri sampai akhir hayatnya dalam rangka melestarikan seni pencak silat di kalangan pesantren dan NU. Selanjutnya, Pagar Nusa dipimpin oleh Aizzudin Abdurrahman yang terpilih sebagai ketua umum periode 2002-2017 pada kongres yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Pacitan, Lamongan, Jawa santet terjadi di awal 1990-an di Jawa Timur, kemudian membesar menjadi isu nasional menjelang reformasi 1998. Saat itu menjadi masa yang penting bagi eksistensi Pagar Nusa. Di samping banyak orang yang ingin belajar bela diri, Pagar Nusa berperan penting dalam menjaga stabilitas keamanan dari isu santet di masyarakat. Dan hingga kini, Pagar Nusa tetap menjadi garda depan NU dalam menjaga berbagai ancaman keamanan. Saat itu puluhan santrinya tinggal bersamanya di dalam rumah dan dianggap seperti anaknya sendiri. Dia juga menampung anak-anak yang menjadi korban kekerasan etnis di Sampit, Kalimantan Tengah. Dalam dunia politik, Gus Maksum selalu mengikuti arah politik NU. Ketika NU bergabung dengan PPP, ia menjadi juru kampanye PPP hingga tingkat nasional. Begitu pula ketika PKB didirikan pada 1998, ia pun turut ambil bagian dalam membesarkan partai. Meski demikian, ia tidak pernah mau menduduki jabatan politik Maksum wafat di Kanigoro di umur 57 tahun pada 21 januari 2003 dan dimakamkan di pemakaman keluarga, di sebelah barat masjid lama Pondok Pesantren Lirboyo. Semasa hidupnya, ia telah berkontribusi besar dalam mengembangkan seni bela diri yang tetap lestari di kalangan Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara, Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Kemenag RI, November 2016.
KEDIRI â Kiai Haji Maksum Jauhari adalah legenda di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Selain mengajar ilmu agama, Gus Maksum juga dikenal sebagai pendekar pilih tanding di tanah air. Meski jasadnya telah wafat pada tanggal 21 Januari 2003 silam, nama Gus Maksum masih disebut banyak orang hingga sekarang. Gus Maksum adalah ikon kejayaan ilmu bela diri santri Pondok Pesantren Lirboyo. Ajang pertarungan silat Pencak Dor menjadi salah satu monumen kenangan yang ditinggalkan Gus Maksum semasa hidupnya. Gus Maksum adalah putra dari Kiai Haji Abdullah Jauhari di Kanigoro Kediri. Usai menyelesaikan pendidikan dasar di SD Kanigoro, Gus Maksum melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo. Selebihnya sisa masa mudanya dihabiskan untuk berkeliling dari kota ke kota mencari ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan, dan kejadukan. Salah satu tempat yang menjadi jujukan Gus Maksum belajar ilmu silat adalah Ahmad Fathoni, seorang pendekar di Rengas Dengklok, Karawang, Jawa Barat, yang beraliran Cikaret dan Cikalong. Di luar itu, Gus Maksum juga berburu ilmu kepada sejumlah kiai di Kediri, Blitar, dan Cirebon. baca ini Kuburan Dempul Lirboyo, Tempat Perjanjian Mbah Sholeh Dengan Jin Badrul Huda Zainal Abidin atau Gus Bidin, keponakan Gus Maksum yang disebut-sebut mewarisi ilmu silat pamannya, menyebut jika Gus Maksum adalah pendekar yang tak memiliki lawan di masanya. Rambutnya yang dibiarkan gondrong menjadi ciri khas Gus Maksum hingga dijuluki pendekar si rambut api. âKonon rambut beliau bisa menjadi api,â kata Gus Bidin. Media massa nasional kala itu pernah menulis pernyataan Gus Maksum yang menantang semua dukun santet untuk menyantet dirinya. Dan beberapa santri menyebut upaya penyantetan kepada Gus Maksum selalu gagal. Segala macam ilmu hitam tak akan mempan kepada dirinya. Hingga kini Gus Bidin masih menempati rumah kediaman Gus Maksum, tepat di depan masjid lama Ponpes Lirboyo. Rumah itu tak banyak mengalami perubahan wajah selain penambahan beberapa ruang di belakang. Selain itu, keberadaan monyet-monyet yang dulu menempati halaman depan rumah Gus Maksum juga sudah tidak tampak. Penumpasan PKI Di era penumpasan Partai Komunis Indonesia di wilayah Kediri dan sekitarnya, nama Gus Maksum berada di urutan teratas. Selain membela pesantren dan Nahdlatul Ulama yang menjadi musuh idiologis PKI, Gus Maksum punya alasan khusus untuk mengangkat senjata dalam penumpasan itu. Pondok pesantren milik ayahnya di Kanigoro Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri pernah diserbu oleh massa PKI. Bahkan di masjid pondok yang tengah dipergunakan kegiatan oleh aktivis Islam yang tergabung dalam Pelajar Islam Indonesia PPI. Kala itu mereka sedang menggelar kegiatan Mental Training Mantra di Kanigoro. baca ini Hari Pahlawan Kyai Abbas Sulap Biji Kacang Jadi Tentara Menurut Sari Emingahayu dalam Sisi Senyap Politik Bising 2007 84-86, âKanigoro terkenal sebagai basis PKI.â Kawasan ini penghasil tebu untuk Pabrik Gula Ngadirejo. Buruh tani di sana kebanyakan berafiliasi dengan Barisan Tani Indonesia BTI. Di masa itu, gerakan dan mobilisasi partai politik makin meningkat, baik berupa kampanye maupun pawai. Suatu pagi, usai menjalankan sahur di bulan ramadan, massa PKI tiba-tiba merangsek ke sekitar Masjid KH Abdullah Jauhari. Mereka menyisir perumahan warga untuk mencari peserta PII yang menginap di rumah warga. Sebagian massa menyerbu masjid dan melempar serta menginjak-injak Al Quran. Tak hanya itu, peserta PII dan Kiai Abdullah Jauhari juga diarak menuju kantor polisi sektor. Setelah situasi reda, mereka kembali dipulangkan ke tempat asal. Perilaku massa PKI kepada ayahnya ini menjadi salah satu kemarahan Gus Maksum. Dalam peristiwa penumpasan PKI tersebut, almarhum Kiai Haji Idris Marzuki pernah menyampaikan jika kala dirinya berbagi tugas dengan Gus Maksum. Kiai Idris Marzuki bertanggungjawab atas kelangsungan pendidikan pondok, sedangkan Gus Maksum berperang menumpas PKI dengan dibantu TNI. Kiai Wong Cilik Meski berstatus pengasuh di Pondok Pesantren Lirboyo, Gus Maksum tak pernah memutus jarak dengan masyarakat di luar pondok. Setiap hari tamunya berasal dari berbagai kalangan, mulai pejabat, politisi, hingga masyarakat biasa. Dan hebatnya, Gus Maksum tak pernah memberi perlakuan istimewa kepada tamu-tamu penting. Semua harus antri sesuai kedatangannya. Semasa hidup Gus Maksum juga tak dikenal sebagai kiai pondok. Alih-alih menjaga kewibawaan, Gus Maksum justru kerap keluyuran untuk berinteraksi dengan masyarakat di luar pondok. Setiap kedatangan Gus Maksum seperti karomah bagi siapapun yang dikunjungi untuk mengadukan persoalan sehari-hari. Mulai usaha bangkrut, terlilit hutang, punya musuh, konflik rumah tangga, suami penjudi, dan lain sebagainya berkelindan di tangan Gus Maksum. Beliau juga tak segan meresmikan musholla kecil di dalam gang, meski kala itu pergaulannya sudah di jajaran elit. Kedatangan Gus Maksum selalu dieluk-elukkan masyarakat. Gus Maksum tak hanya menjadi milik pondok Lirboyo, tetapi seluruh lapisan masyarakat yang mengenalnya. Tradisi Pencak Dor Perang tanding antar sesama pesilat adalah salah satu metode pengajaran Gus Maksum kepada santrinya. Untuk menguji tingkat penguasaan jurus yang diajarkan, Gus Maksum meminta mereka untuk perang tanding. âJadi itu semacam ujian,â kata Gus Bidin. Hingga kini tradisi perang tanding ini masih dipertahankan oleh Gus Bidin sebagai pengajar silat yang menjadi ekstrakurikuler pendidikan pondok Lirboyo. Hanya saja, ajang pencak dor saat ini tak hanya dikhususkan untuk santri, tetapi terbuka lebar untuk masyarakat umum. Semua pendekar pencak bisa naik ke atas gelanggang untuk beradu silat dan saling menjatuhkan. Satu-satunya peraturan yang dibuat penyelenggara pertandingan adalah â di atas lawan di bawah kawanâ. Artinya, tak boleh ada dendam di luar gelanggang meski sebelumnya terlibat adu jotos yang sangat keras. Itulah pencak yang diajarkan Gus Maksum. HTW
ilmu kebal gus maksum